Sayang…
Coba baca surat cinta ini saat kamu sendiri;
Ada banyak cerita di pagi ini.
Seperti asap yang tengah mengurung di tiap sudut rumah-rumah Kelayang.
Seperti sorak gembiranya anak-anak TK Pekanbaru saat mendengar sekolahnya harus diluburkan.
Ada juga berita duka, duka yang mengoyak cerahnya langit, coraknya tak lagi putih biru. Bahkan,
mentari pun turut berkabung, seperti yang kamu lihat dia menyelinap dibelakang mendung.
Yaitu hilangnya senyum-mu.
Aku bersalah, memang pantas kamu merajamku 1000 kali,
tapi, aku tetap sakit melihatmu menangis di sudut kamar.
Hatiku sudah pecah berkeping-keping . Apalagi melihat senyummu hilang pagi ini.
Aku menyesal, harusnya kemarin, saat aku di tengah gundah, tak mengabaikanmu.
Yang sedang puncak bahagia menyimpan sebuah rahasia…
Rahasia tentang hadirnya buah hati kita.
Aih… betapa bodohnya ha… ha…
Harusnya aku tak membuatmu terluka…
Semalam ketika kau bertanya, “Mas Allah nggak mungkin salah kan menjodohkan kita?”
Deg!!!
Aku berfikir, mungkin dan seharusnya kamu mendapat sesosok yang lebih baik dariku
Yang mencintaimu tanpa omong kosong,
Yang membahagiakanmu tanpa pernah menyakiti.
Tapi apa memang begitu yang terbaik untukmu sayang?
Kamu tahu kata-kata itu bagi seorang pendosa sepertiku?
Itu tak membuatku terluka, tapi mati.
Bagai 1000 bilah damaskus menusuk jantungku.
1 Juta cintaku memang tak cukup
Tapi tanpa senyum mu, mentari tak mampu bersinar,
Langit masih terus berkabung dibalik pekatnya asap.
Dan aku tetap menjadi lelaki bodoh yang ingin layak untukmu.
Hamam, Sepucuk Surat Untuk Kekasihku |11 Oktober 2019